Rabu, 15 Mei 2013



FilsafatKeseimbangan
(RefleksiMetafisikaKeberadaanTuhan)
Oleh : Yusuf Bachtiar[1]


Khidir, namaseorangnabi yang Tuhanpilihuntukmenjadi guru yang mengajarkanilmupada Musa darisisi yang berbeda( ilmulaaduni, pen). Diapernahberujarketikadiamelihatseekorburung yang minumsetitik air darilautankemudiandariparuhnyameneteskansisa-sisa air yangdiaminumkemudianjatuhkebumi, “ilmukuibarat air yang jatuhitubiladibandingkandenganilmuTuhanku yang mahaluasseluaslautanini”.Padahaldiatelahmengajarkanperihal yang tidakmungkinmanusiapadaumumnyadapatajarkanpada yang lain,yaitumasadepan. Namundiamengatakanbahwailmunyasangatkecilbila di bandingkandenganpengetahuan yang dimilikiTuhan.
Terdapatsebuahkekuatan yang Mahadahsyat di luarkemampuanmanusia.Manusiabodohbukanlahdia yang tidakmengertiterhadapsebuahpersoalan, namun yang bodohadalahdia yang merasadirinyamemilikiilmupadahalada yang lebihberilmu.Terdapatsebuahkeyakinanbagipenulispribaditerhadapkekuatan di luarsana yang Mahadahsyat. Apapunnamanya, entahituAlloh, Budha, Yahweh, al-Masihatau lain sebagainya.JelasbahwaDiamemilikikekuatan yang sunguhluarbiasa.Dan penulisnyamandengansebutanTuhan.
Kita beralihpadakeseimbangan yang inginpenulisuraikandantidakterlepasdarihalmetafisikseperti yang telah di uraikansbelumnya.Keseimbangansangat di butuhkanuntukmenjalanikehidupan.Bagaimanatidak, seoranganaktidakakanmampubelajartanpakeseimbangan. Diaharusmenyeimbangkanpendengarannyaterhadapseorang guru yang sedangmenerangkanpelajaran, penglihatandanjugafikiranya yang hendakmenangkappenjelasan sang guru tersebut. Belumlagidiapunharusmencatatapa yang telahdiadapatkansebelumfikirannyamelupakanpelajaranitu.Begitupundenganfikirandantindakankita.
Dahuluketikaparafilsufawallahir di bumiYunanitelahterjadipertentanganhebatantaradunia ide danempiris.Bahwasegala yang nyataituhanyadalam ideataujustru yang real danterindra?Kemudianparatokohfilsufsetelahnyabanyakmemberikankomentar-komentardanpemikirannyamasing-masing.Ada pula yang berusahauntukmengambiljalantengahdenganmenggunakankeduametodetersebut.Terjadilahsebuahtesiskemundiantimbul antithesis terhadaptesis yang adaakhirnyamunculsebuahsintesa yang berujungmenjaditesisbagi antithesis yang akanmunculkemudian, danbegitulahseterusnya.
Dari sebuah polemic yang terjadiharusselalu di garisbawahibagimereka yang selalumengambiljalanbijakuntukdua term yang berbeda.Karenadiatelahberusahamenyeimbngkan yang ada.Berajakpadametafisik.
Tuhan, kitatidakmungkinmengetahuiTuhanhanyadengankeimanankita, namunbutuhpemikiran yang mendalamuntukmemahaminya.Dia yang mengakuberimandanmenjalankanperintah-perintah agama hanyadengankeimananyasajatidaklaindantidakbukanhanyalahmenjalankankehidupannyasecarapincang. Bagaimanapun orang pincangberlaritidakakansecepatpelarisempurnafisiknya. Bahkanmungkindiaakanterjatuh di tengahpelariannyadanterluka, ataumungkinlebihtragisnya, Mati.
RasioataukitakenaldenganakalpuntidakakanmencapaikesempurnaandalammemahamiTuhankarenajelassekalibahwaTuhanadalahsebuah “kekuatn” yang abstrakdanmetafisik. Indratidaksanggupuntukmencapainya, ataumungkinbelumuntuksaatini.BahkanTuhan-tuhan yang berwujudpunsebenarnyaadalahhal yang metafisiksepertihalnyapepohonanatauarca-arcadanartefak yang telahmenjadipujaan.
DalammemahamiTuhansecarautuhharusmenggunakanakaldanhati agar dapatmencapaianaktangga yang lebihtinggiuntukberpijakdanmelangkahlebihjauhtentangnya.Pemikirankitaharusmatangdantajam, hatikitaharuslembutselembutsalju.Lagi-lagikeseimbangansangat di butuhkandalamranah yang jauhlebihmetafisiksepertiTuhan.Kita harusmemilikisintesaantaraketajamananalisa Barat ala Einstein danparafilsufsebelumnyadengankearifanberfikir sang Budha di Timur.[2]Karenasebenarnyadisinalahbermulasemuakejadian.
BegitupunketikakitatelahmemahamiTuhan, tindakandanucapankitaharussesuaidanseimbangdenganapa yang telahkitafahamitentangTuhan. KetikakitafahambahwaTuhanituadamakakitaharusmeng’adasepertihalnyaTuhanada.Ketikakitatahudanfahamterhadaptuhan yang kuasamakakita pun harusberkuasasepertihalnyaTuhanberkuasa.TuhanadilkitaharusadilsepertihalnyaTuhanadil, dan lain sebagainya.
Einstein pernahmengatakanbahwailmutanpaimanadalahbutadanimantanpaimuadalahpincang.Begitupundalamhidup, ketikakeseimbangan di tinggalkanmaka yang terjadihanyalahkepincangandankebutaanterhadapsesuatu yang tengahdidalami.Mulaidarihalbiasasampaihal yang seriusharusselalumeilikiprinsipkeseimbangan.
Terlebihketikakitamempelajrisebuahpengetahuan yang sungguhsangatmulia.Sebuahwawasan yang memilikitujuan agar kitadapatmencapaisebuahkebenaran yang mutlakdanselaluberjalan di jalankebenaranitu.Filsafat.Sebuahusahapencapaiananaktanggatertinggidalamkosmos yang begiturumittakterfahami.
Dalamteksmungkinkitatemukancatatan-catatan yang terpendamtanpapemahaman yang mendalamdankritis, hanyasebatasiman yang berperandisanadalammemahamidenganmeng’iya’kanapa yang tercatat. Dengansegenapdayafikirdan rasa yang kitamiliki, teruslahberusahauntukmencapaititikpuncakpemahaman yang kamil (sempurna), walaupundenganwaktukita yang terbatasolehkematian.Tersingkapnya hijab-hijab tersebutentahkitadapatisaatmanusiamasihmenginjakan kaki di bumiataumungkinketikaterjadipenciptaandunialain, akutidaktahu. Namunteruslahberjalan di jalanitu.
Mengutipcatatandalamsebuahteks.“Katakanlah ‘seandainyalautanmenjaditintauntuk (menulis) kalimat-kalimatTuhanku, makapastiakanhabislautanitusebelumselesai (penulisan) kalimat-kalimatTuhanku, meskipun kami datangkanlagisebanyakitu pula.”[3]Sejalandengankeyakinanawalbahwakekuatanmahadahsyatitumemilikikekuasaan yang begitutinggidanluas, makatidakadasalahnyabagikitauntukterusberusahamenyingkapsegalaapa yang ada agar dapamencapaikesempurnaanituwalaupunmautmenanti.
JikalauakalkitatelahTuhanciptakandengansetitikkekuatan-Nya, makamustahilbagi-Nyauntuktakutterhadapciptaan-Nyajikakita (manusia) gunakanuntukmemikirkan-Nya.[4]





[1]PenulisadalahmahasiswaaktifAqidahFilsafat semester IV
[2]Sains, teknologidanmasadepanmanusia. M.T. Zen hal 42
[3] Al-qur’ansurat al-kahfiayat 109
[4]Catatanharian Ahmad wahib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar